Before I Got It

Banyak mungkin yang tanya bagaimana sih cerita dibalik suksesnya Arbi mendapatkan beasiswa yang membiayai seluruh biaya kuliah dan biaya hidup ? Ini Jawabannya.

Dulu waktu aku kelas 11 SMA, aku diberi foto oleh almarhum ayah, beliau bilang "Papa dapet info beasiswa dari temen Papa, nih". Aku bukan orang yang anggap remeh beasiswa, apa yang papa kirim itu aku baca dan aku cermati, ternyata itu beasiswa untuk siapapun yang berminat mendapatkannya dari semester 1 kuliah dan posisiku masih SMA, yaudah Papa bilang lagi "disimpen aja, persiapkan di kelas 12 nanti, lumayan kan dari semester 1 loh". Yaps ternyata bener, waktu aku selesai ujian, Beasiswa Unggulan dibuka. Sebelumnya aku udah baca tentang persyaratan - persyaratannya, banyak hal yang aku gak tau sama sekali, dan itu bukan sebagai titik untuk menyerah, aku tau pasti di google ada yang bagi cerita dan pengetahuannya tentang persyaratan Beasiswa Unggulan itu. I got it, yahh aku dapet ilmu - ilmunya dari aku baca semua cerita awardee di google, bukan dari temen karena temen - temenku sibuk sendiri semua. Setelah itu, aku mulai dari awal, dari yang minta surat pernyataan dari sekolah karena waktu itu pihak BU tidak memberikan format sendiri seperti sekarang, bikin essay dan proposal sendiri yang cuma modal ilmu dari google, minta jumlah sks dan mata kuliah dari mahasiswa Papa, mahasiswa Papa ? iya, almarhum Papa adalah seorang dosen di Fakultasku, alhamdulillah Papa punya mahasiswa bimbingan tingkat akhir sehingga daftar mata kuliah dan sks yang ditempuh bisa aku minta. Lanjut lagi, karena waktu itu aku sama sekali gak punya kenalan yang tau tentang Beasiswa Unggulan, jadi ya semuanya dikerjakan semampunya, fotokopi data - data yang harus di upload, belum kalau salah harus diulangi, terus gitu aja dan dikerjakan sendiri, kalau butuh bantuan ya minta tolong bantuan Papa, kakak, ya intinya cuma keluarga lah yang support banget waktu itu. Sampe terakhir tinggal 1 hal persyaratan yang belum diupload yaitu LoA (Letter of Acceptance) surat yang menyatakan aku benar - benar diterima di Perguruan Tinggi dan itu waktu kurang dari seminggu penutupan, dan sapa yang berjuang ? Papa, lagi - lagi Papa berjuang buat hubungi kenalannya di Rektorat karena di Fakultas sendiri tidak bisa waktu itu, aku inget banget Papa minta hari Kamis dan Senin sudah jadi, dan langsung aku upload setelah Papa bawa surat itu pulang. Mungkin bagi kalian itu hal biasa ya dari seorang ayah karena kalian anggap Papa aku sehat waktu itu kan ? Padahal waktu itu, tahun 2017 adalah tahun dimana Papa aku baru sembuh dari kanker paru dan masih masa pemulihan syaraf, tapi demi anaknya penyakit beliau adalah nomor sekian lah. Selain itu, masih ada doa dan bimbingan dari Papa sama Mama, setiap hari tanya bagaimana pengumumannya ? sampai akhirnya aku dinyatakan sebagai "Penerima" keduanya tetap berdoa, bahagia sampai mau menemani anaknya pergi ke Surabaya hanya untuk tanda tangan kontrak, rela menunggu berjam - jam sambil bergurau.
Point yang aku dapatkan dari pengalamanku mendapatkan beasiswa itu adalah perjuangan, usaha kita dimana ada kemauan, ada support dari orang terdekat, itu yang akhirnya secara tidak langsung mau atau tidak mau kita harus menghargai sebuah usaha, terutama usaha dari diri sendiri. Apa wujud menghargai usaha sendiri ? ya dengan membagikannya ke orang lain. 
Terima kasih untuk Almarhum Papa dan Almarhum Pak Anang (teman Papa yang membagi informasi Beasiswa), Terima kasih Mama dan semua yang sudah banyak berdoa dan membantu.

Silahkan bagi kalian yang ingin tau lebih lanjut Beasiswa Unggulan bisa kontak saya.
WA : 081333660303

Comments

Popular posts from this blog

HASIL LAPORAN LUCID